Kamis, 27 Oktober 2011

buat bapak.....

Entah kenapa, akhir-akhir ini kalau bunyi nada “kring” (nada dering untuk telpon dr ibu atau bapak) di ponsel pasti males ngangkat langsung pencet tombol silent... Humf..... Terlalu sering jauh dari mereka,terlalu lama ngekos (8 tahun), merasa sudah bisa cari duit sendiri, merasa sudah hebat jadi lupa pada apa yg selalu mereka berikan.... Setiap sabtu subuh bapak pasti menelpon anak2nya, menanyakan pulang ke rumah jam berapa? Sudah shalat belum? Pertanyaan singkat yang ga perlu mikir buat jawabnya tapi aku ga pernah jawab telpon beliau.. dasar anak durhaka!!!! Masih ingat tepat 1 tahun yg lalu... Di bulan yg sama “oktober kelabu”, aku dengan menyembunyikan air mataku harus ikhlas bapak berangkat haji dalam keadaan sakit, Sekarang ketika bapak mendapat nikmat “lumayan sembuh” untukku sekedar sms atau ngobrol dengannya di telpon saja males banget... anak macam apa aku ini????? Sekarang ketika melihat bapak dari belakang sosoknya yang kurus, agak bungkuk, dan selalu hati-hati dalam melangkah kadang membuatku sedikit perih... dulu bapak adalah sosok gagah yg luar biasa hebat... Tiap pagi mengantarku ke SD ku tepat jam setengah 7, berangkat ke kantor pulang jam 3 sore, buka penggilingan tepung sampai adzan magrib berkumandang, mengajari perkalian hingga aku benar=benar bisa... Masih jelas di ingatanku setiap hari ulang tahunku pasti bapak pulang membawa hadiah untukku, entah itu boneka, entah itu baju baru, selalu ada hadiah untukku... Setiap pagi bapak selalu membangunkanku, mengisi ember-ember dengan air, memastikan anak-anaknya berangkat tepat waktu..... Setiap aku bangun terlambat dan ketinggalan bis, selalu siap sedia mengantarku mengejar bis walau berpuluh-puluh kilo jauhnya.... Rela menungguku berjam-jam di terminal.... Semangat mengambil raport ku ke sekolah tiap semester..... Menjemputku ke kos ketika aku sakit..... Mengatakan “hati-hati” sambil tersenyum setiap aku mencium tangannya untuk berpamitan berangkat.... Tak pernah sekalipun aku dengar bapak mengeluh atas nilai-nilaiku..... Tak pernah bapak mengatakan tidak pada permintaan2 absurb yg sering aku ajukan... Bapak pula yg mencariku keliling kampung saat aku “minggat” dari rumah karena punya adek... Sosok itu sekarang....menjadi kurus, renta, dan lemah... Sosok itu sekarang setiap hari harus minum obat dan susu berkalsium tinggi... Sosok itu sekarang tidak akan mungkin lagi menjemputku ke kos di akhir minggu dengan motor kesayangannya... Tapi... sosok itu sekarang masih tetap menungguku setiap sabtu sore di depan rumah sampai aku datang... Sosok itu sekarang masih tetap mau mendengar semua ceritaku meskipun telah mengantuk dan lelah.... Sosok itu masih tetap menelpon setiap sabtu subuh meski tak pernah aku angkat..... Sosok itu tetap menjadi sosok gagah beraniku... Sosok itu akan tetap menjadi sosok bapak terbaik menurutku.... Maafkan anakmu yang sering melupakanmu ini bapak.... Maafkan anakmu yg sering lupa kewajibannya ini.... Bapak adalah pembimbingku, penerang jalanku, Masih ingat rasa perih luar biasa ketika mendengar diagnosa penyakit bapak setahun yg lalu, masih terasa betapa sesaknya dada ini saat bapak dikabarkan koma di Jeddah.... Tak ingin itu terulang lagi, dan jangan sampai itu terulang lagi..... Kini izinkan aku, kami, anak-anakmu yang menjagamu, Membahagiakanmu, Dan mewujudkan citamu..... Tetaplah dampingi kami... Tetaplah di belakang kami, mengawasi kami.... Tetaplah menyayangi kami.... Tetaplah menunggu kami pulang ke rumah, meski kami sering mengabaikanmu.... Love you forever my beloved father.......

0 comments:

Posting Komentar