Kamis, 11 November 2010

Si Kembar Berkomunikasi Lewat Telepati


Fenomena anak kembar yang seolah di luar nalar manusia, selalu menarik. Bila yang satu cedera misalnya, kembarannya ikut merasa sakit meski terpisah secara fisik. Yang satu sedih, nun di sana kembarannya menangis tanpa tahu sebabnya. Saat jatuh cinta pun, bisa terpikat pada orang yang sama.

Faktor herediter diyakini berperan penting dalam terjadinya kehamilan kembar. Umumnya keluarga yang punya anak kembar, ada riwayat kelahiran kembar di antara kerabatnya. Banyak jenis kelahiran kembar, ada kembar dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, bahkan delapan. Itu sebabnya dalam bahasa Inggris fenomena anak kembar diistilahkan multiples, sedangkan secara spesifik sebutan untuk kembar dua adalah twins.
sering terdapat komunikasi aneh yang hanya dimengerti oleh mereka sendiri
Sampai saat ini belum jelas kode genetika mana yang membawa sifat-sifat kembar. Berdasarkan sifat, anak kembar dibedakan menjadi dua, yakni kembar identik (kembar siam) dan kembar tidak identik.  Kembar siam benar-benar mirip satu sama lain, baik fisik maupun sifat psikologisnya. Bahkan, sering terdapat komunikasi aneh yang hanya dimengerti oleh mereka sendiri.

Pengaruh gen

Namun, fenomena khas tadi hanya ditemuipada anak kembar identik. Jarang terjadi ada fenomena khas pada kembar tidak identik. Menurut psikolog anak, Seto Mulyadi, yang juga memiliki kembaran Kresno Mulyadi, kesamaan preferensi itu bisa berkembang bukan hanya karena mereka tumbuh bersama dalam lingkungan yang sama, melainkan juga karena dipengaruhi faktor genetika.

Menurutnya, ada dua jenis saudara kembar, yaitu kembar monozigot dan kembar dizigot. Kembar monozigot berasal dari satu sel telur. Kembar jenis inilah yang sering disebut kembar identik. Kembar dizigot berasal dari dua sel telur yang berbeda, dan disebut kembar tidak identik.

Kembar monozigot memiliki kromosom dan gen yang sama. Itu sebabnya memiliki sifat yang mirip dan kesamaan preferensi. Mereka memiliki pengaturan watak yang sama dalam hal perasaan, pemikiran, dan tindakan, meski bisa juga terjadi perbedaan karena faktor lingkungan.
"Karena kembar identik memiliki kromosom tertentu yang sama, kemungkinan mengalami sakit yang sama sangat tinggi, walau mereka tidak tinggal serumah," ujar Kak Seto, sapaannya.

Respon cepat

Perasaan saling terhubung juga lebih kuat pada kembar identik dibanding nonidentik. Karena itu, ada fenomena istimewa, yakni kemampuan untuk menemukan keberadaan kembarannya di manapun. omunikasi di antara orang kembar itu masih diliputi misteri. Ada yang menyatakan bahwa dua anak kembar yang masih muda berkomunikasi secara eksklusif melalui telepati.

Menurut Kak Seto, fenomena telepati pada anak kembar bisa diterangkan dengan dua hal. Pertama, anak kembar memiliki kemampuan luar biasa dalam membaca tanda-tanda komunikasi nonverbal dari kembarannya. Hal ini berarti mereka sangat cepat saling memberikan respons dibandingkan orang-orang di sekelilingnya.

"Telepati adalah kemampuan respons yang sangat cepat dari seorang anak terhadap kembarannya," ujarnya. Tak mengherankan, mereka sangat sensitif dan tepat dalam mengartikan bahasa tubuh kembarannya karena tumbuh bersama hampir sepanjang waktu.

Kedua, anak kembar umumnya berperilaku dengan cara sama, misalnya cara makan, berjalan, cara merespons, hobi dan kegemaran yang sama. Kesamaan itu umumnya terjadi pada anak kembar identik dan sangat jarang pada kembar tidak identik, sehingga bisa jadi dikarenakan faktor genetik.

Namun, seringkali yang terjadi adalah peniruan perilaku biasa. Salah satu anak melakukan tindakan lebih dulu, lalu yang lain mengamati dan menirunya. Hanya karena mereka memiliki respons sangat cepat, peniruan itu tidak teramati oleh orang-orang sekitarnya. Lalu orang-orang menyimpulkan kalau mereka memiliki telepati.

"Anak kembar yang dibesarkan bersama akan mengalami pengalaman sosial yang sama. Gen pastilah berperan penting dalam pengalaman 'telepatik' itu. Kalau tidak, pengalaman 'telepatik' pada kembar nonidentik seharusnya sama banyaknya dengan kembar identik," ungkapnya.

Bahasanya kacau

Pemerolehan bahasa pada anak-anak dimulai antara umur 8-14 bulan. Pada umur 2 tahun mereka sudah memiliki perbendaharaan sekitar 300 kata. Fenomena itu tidak berlaku pada anak kembar. Mereka lebih lambat. Rata-rata baru pada umur 25 bulan anak kembar mulai bicara. Mereka juga bermasalah dalam mengartikulasi kata-kata secara jelas.

"Permasalahan bahasa umumnya tidak dirisaukan orangtua karena kekurangmampuan dalam berbicara dikompensasi dengan kemampuan anak kembar mengomunikasikan pikiran dan perasaan yang jauh lebih baik ketimbang bila disampaikan lewat bahasa," papar pendiri komunitas anak kembar Nakula Sadewa ini.

Menurutnya, anak kembar mampu membaca berbagai tanda komunikasi nonverbal yang menunjukkan apa yang dirasakan, yang dipikirkan, dan yang diinginkan kembarannya maupun orang lain. Mereka juga mampu memberikan tanda-tanda itu secara lebih jelas, misalnya melalui tindakan, ekspresi wajah, kontak mata, pelukan, sentuhan.

Bayi tidak kembar biasanya mulai menyadari kehadiran orang lain di usia 3 minggu, melalui suara dan kemudian melalui wajah termasuk dengan kontak mata. Lalu di umur 6 minggu, bayi akan membalas senyum yang diberikan orang lain.

Pada bayi kembar, sampai umur 3-4 bulan tidak perlu melihat atau kontak mata untuk menyadari kehadiran kembarannya atau orang lain. "Umur satu tahun mereka sudah sangat baik membaca ekspresi emosi orang lain," ungkapnya.

Fakta menarik lainnya, yaitu idioglossia atau bahasa anak kembar. Banyak orang percaya, anak kembar mengembangkan bahasa sendiri yang ticlak dimengerti orang lain. Bila mereka berbicara, yang terdengar semacam bahasa asing tanpa makna.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan anak kembar terhadap kembarannya kebanyakan berupa bahasa yang tidak lengkap, tata bahasanya kacau, dan pengucapannya berantakan.

"Hambatan bahasa pada anak kembar juga mencakup kesulitan membaca karena penyusunan kata dan tata bahasa yang kacau balau. Hal ini akibat adanya saling peniruan atas bahasa kembarannya yang belum teratur," ujar pria kelahiran Klaten ini.

Hambatan bahasa pada anak kembar juga didorong oleh peristiwa kelahiran prematur, berat lahir rendah, dan terbatasnya komunikasi dengan orangtua. Kelahiran anak kembar memang miliki risiko lebih tinggi mengalami hal-hal di atas. (kompas, GHS/Putri)

0 comments:

Posting Komentar