Kamis, 07 April 2011

Inspirasi dari warung "Hik"

mungkin banyak yang tau kalo warung "hik" itu hanyalah sebuah angkringan yang biasanya menjual makanan murah meriah seperti gorengan (tempe goreng, tahu goreng, dan apa aja yang digoreng), nasi kucing (nasi+sambel+sepotong "kecil" bandeng), dan makanan lainnya. yang pasti terjangkau buat mahasiswa berkantong tipis (red=saya). tapi siapa yang pernah menyangka dari sebuah tempat yang ga elit buat nongkrong ini, plus ga keren buat dijadiin tempat kumpul-kumpul ini bisa kita dapatkan segudang ilmu. segudang inspirasi luar biasa dari orang-orang luar biasa pula.
semalem seperti biasa saya makan di warung hik, maklum duit sangat pas-pasan dengan status pengangguran (yang sebenarnya sangat memalukan) tapi bukan status itu yang ingin saya bagi disini tapi cerita dan nasihat luar biasa yang saya dapatkan semalam.
malam itu saya bertemu dengan bapak yg luar biasa...
bapak tersebut bercerita panjang lebar tentang hidupnya.
beliau anak orang biasa yang dari kecil diajarkan orangtuanya untuk hidup mandiri, dari SMP beliau dididik untuk mengerti susahnya menafkahi diri sendiri, beliau ga akan mendapatkan uang saku kalau tidak mau membantu bapaknya menyetir angkot,jadi beliau dapat uang saku kalau menyetor uang hasil nyetir. dari situ beliau tahu bagaimana enaknya punya uang sendiri, mampu membeli apa-apa dengan uang sendiri.
hingga akhirnya beliau kuliah, selama kuliah beliau selalu menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang intinya terjun langsung di masyarakat. motto beliau yang luar biasa yaitu "SERAP ILMU SEBANYAK-BANYAKNYA, ILMU APA SAJA, TAPI JUGA KEMBANGKAN DISIPLIN ILMU YANG ENGKAU KUASAI UNTUK MEMAJUKAN MASYARAKAT". mungkin motto itu terlalu idealis tapi bila dimaknai secara mendalam jarang ada orang yang benar-benar mampu menerapkannya, sadar ato tidak selama ini kebanyakan dari kita hanya terpatok pada ilmu yang kita kuasai, terus menerus mempelajari dan memperdalam ilmu kita dengan disiplin yang sama tanpa pernah tertarik pada disiplin ilmu yang lain, seperti katak dalam tempurung bukan???? jujur semalam saya merasa tertampar, selama ini saya punya impian dapat kuliah setinggi mungkin dengan basic ilmu yang saya punya, sempat terpikir untuk mencoba disiplin ilmu yang berbeda tapi banyak yang menentang nyatanya justru gebrakan semacam itu yang kita butuhkan.
tapi manusia juga tidak bisa lepas dari tanggungjawab, hem..itu satu lagi yang saya pelajari dari bapaknya semalam.
beliau bercerita luar biasa tentang ilmu, tentang hidup yang hanya sekali dan harus bermanfaat buat orang lain, karena di dalam Alqur'an dijelaskan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesamanya, saya setuju dengan konsep itu tapi mungkin ada satu hal besar yang terlupakan oleh bapaknya. bukannya saya merasa lebih pintar atau menggurui jelas saya tidak ada apa-apanya dibandingkan bapaknya dari segi ilmu maupun pengalaman, tapi menurut saya, bapak tersebut melupakan tanggungjawabnya sebagai suami. beliau bercerita bahwa beliau bercerai dengan istrinya dikarenakan istrinya yang meminta dengan alasan bapak tersebut egois.
satu hal yang saya pelajari dari sini, ya kita memang haus ilmu, haus sebuah pencapaian, sama seperti saya dengan cecklist tujuan hidup (yang sampai sekarang masih banyak yang belum tercentang), setiap manusia punya obsesi, punya mimpi untuk lebih maju, untuk lebih baik, untuk menciptakan perubahan, tapi kita juga tidak dapat lepas dari sebuah tanggungjawab, mungkin pencapaian semua harapan tersebut merupakan salah satu tanggungjawab kita terhadap diri kita sendiri tapi kita juga punya segudang tanggungajawab lain terhadap orang-orang disekitar kita.
beliau juga menceritakan tentang perkembangan negara tercinta kita akhir-akhir ini, yang memang sangat luar biasa mengejutkan (dalam berbagai arti tentu saja), beliau berpesan bahwa kita yang masih muda ini adalah orang-orang yang akan meneruskan perjuangan yang telah dimulai oleh orang-orang seperti beliau (karena beliau merupakan salah satu orang yang berperan dalam diakuinya batik sebagai kekayaan budaya Indonesia oleh UNESCO), beliau meminta agar kita tak terlalu berkiblat pada barat, saatnya kita melestarikan apa yang kita punya dan apa yang menjadi kebanggaan kita, orang Indonesia terkenal dengan keramahannya, kesopanannya, dan adatnya yang sangat luar biasa indah, jadi kenapa kita justru senang berpakaian ala orang barat, hidup dengan gaya hedonis, dan mengikuti apa yang menjadi tren disana.
saatnya berubah kawan..melakukan perubahan dimulai dari diri sendiri, hari ini juga!

0 comments:

Posting Komentar