Senin, 26 Juli 2010

Socrates

Socrates[2] diperkirakan lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang pemahat patung dari batu (stone mason) bernama Sophroniskos. Ibunya bernama Phainarete berprofesi sebagai seorang bidan, dari sinilah Socrates menamakan metodenya berfilsafat dengan metode kebidanan nantinya. Socrates beristri seorang perempuan bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang anak.
Secara historis, filsafat Socrates mengandung pertanyaan karena Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah pikirannya. Apa yang dikenal sebagai pemikiran Socrates pada dasarnya adalah berasal dari catatan oleh Plato, Xenophone (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya. Yang paling terkenal diantaranya adalah Socrates dalam dialog Plato dimana Plato selalu menggunakan nama gurunya itu sebagai tokoh utama karyanya sehingga sangat sulit memisahkan mana gagasan Socrates yang sesungguhnya dan mana gagasan Plato yang disampaikan melalui mulut Sorates. Nama Plato sendiri hanya muncul tiga kali dalam karya-karyanya sendiri yaitu dua kali dalam Apologi dan sekali dalam Phaedrus[3]
Socrates dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkelilingi mendatangi masyarakat Athena berdiskusi soal filsafat. Dia melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
Cara berfilsatnya inilah yang memunculkan rasa sakit hati terhadap Sokrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka duga mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung pada kematian Sokrates melalui peradilan dengan tuduhan resmi merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato. Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya.
Socrates sebenarnya dapat lari dari penjara, sebagaimana ditulis dalam Krito, dengan bantuan para sahabatnya namun dia menolak atas dasar kepatuhannya pada satu "kontrak" yang telah dia jalani dengan hukum di kota Athena. Keberaniannya dalam menghadapi maut digambarkan dengan indah dalam Phaedo karya Plato. Kematian Socrates dalam ketidakadilan peradilan menjadi salah satu peristiwa peradilan paling bersejarah dalam masyarakat Barat.

Minggu, 25 Juli 2010

Kehidupan itu 10% apa yang kita dapatkan dan 90% apa yang kita lakukan

terkadang tanpa kita sadari pada awal langkah kita, kita begitu bersemangat, berapi-api ingin segera mewujudkan semua rencana yang telah tersusun rapi. namun, begitu sampai dititik dimana kita menemukan tembok penghalang yang sangat kokoh, kita mulai berpikir mundurkah? majukah? ato menunggukah?
ketika tembok itu terlalu sulit untuk kita lewati dan kita mulai merasa goyah dengan semua usaha kita slama ini, ingatlah akan semua proses yang telah kita lewati. semua orang selalu beranggapan hasillah yang paling penting, karena dari awalnya kita memang diajari demikian. setiap ujian dijanjikan tas baru apabila dapat juara 1 tak peduli bagaimana prosesnya, mau nyontek kek, mau njiplak kek, tak ada yang ambil pusing.
dan itulah yang kita pegang sampai saat ini, kita tak pernah mempedulikan prosesnya tapi kita cenderung fokus ke hasilnya, tak kan jadi roti yang lezat kalau prosesnya tak benar. sesempurna apapun hasil yang kita dapat kalau itu bukan hasil kerjakeras kita sendiri akankah masih bisa anda tersenyum puas????
manusia terlalu sering berbohong pada dirinya sendiri, merasa puas dengan apa yang didapat padahal itu hasil dari melukai perasaan orang lain....
saat kita mulai tak bersemangat coba ingat kembali, betapa pada awalnya semua begitu menggebu, betapa banyak harapan yang sekarang sedang bergantung di depan kita....dengan mengingat prosesnya dan menikmati perjalanannya niscaya semua akan menjadi lebih mudah.
jangan lupa pula untuk selalu bersyukur, tak akan jadi apa2 kita tanpaNya...
apapun hasil yang kita harapkan ingatlah untuk menikmati prosesnya, karena melalui proses itulah kita belajar menghadapi segala rintangan dan melalui proses itulah kita selalu ingat untuk bersyukur...
tak kan pernah ada artinya hasil yang luar biasa tanpa proses yang penuh kerja keras.

Sabtu, 24 Juli 2010

24 Juli 2010

bukan perjalanan singkat,
perjalanan yang mudah juga bukan...setiap langkah dengan smua ego dan asa yang menggebu akhirnya sampai pada titik dimana saya harus bersyukur dan bersyukur...
saya bukan manusia super tegar yang tak pernah menabrak tembok penghalang dalam langkah-langkah mantap saya, saya hanya manusia dengan keinginan yang besar untuk mewujudkan setiap ego saya.
saya juga pernah menangis hampir menyerah malah, namun hati saya...tak pernah mengizinkan itu terjadi.
saya hanya pengamat yang mencoba memahami apa yang terjadi disekitar saya......teman yang bersedih karena skripsi tak kunjung kelar, teman yang murung karena ada masalah dengan pacar, mungkin saya hanya bisa diam namun dalam hati saya selalu berusaha menempatkan diri saya pada titik mereka.
saya kemudian paham, kenapa Allah tak menempatkan saya pada posisi mereka, karena saya tak akan menjadi sekuat mereka, karena saya tak akan menjadi setegar mereka...
saya ingin membuat teman-teman saya tetap bersemangat,,saya ingin membuat mereka tetap tersenyum..
semoga saya bisa :-)